Tidak ada dalam kamusku kepala keluarga yang hebat. Yang ada hanya "Terlihat Hebat" dimataku. Seorang kepala keluarga yang terlihat hebat karena disampingya ada istri yang terlihat hebat juga. Artinya siapapun yang hebat di sebuah keluarga itu tidak lepas dari orang-orang di dekatnya,seperti seorang kepala keluarga yang terlihat hebat tidak lepas dari peran istrinya yg memberi dukungan demi kemajuan bersama.
Seorang kepala keluarga tentu ada saja kekurangannya. Dan seorang istri begitu juga. Dengan itu semua masing-masing saling menutupi kekurangan tersebut. Kerja sama inilah yang membuat masing-masing menjadi hebat di mata orang lain.
Terus bagaimana menjadi kepala keluarga yang baik? Aturan baku atau profil yang baik terlalu sempurna jauh dari jangkauan untuk kita ikuti. Tetapi yang yang bisa kita capai adalah sesuai kondisi masing-masing keluarga juga pasangannya. Komunikasi antara keduanya tentu hal yang mutlak. Agar keduanya dapat merasakan kebaikan masing-masing pasangan. Kepala keluarga harus membuka diri untuk beskomunikasi dengan anggota lain. Tetapi ini juga harus di dukung anggota yang lainya untuk menahan ego masing-masing.
Seperti contoh: tentu seorang istri maupun suami memiliki kegiatan di luar keluarga. Tentu hal itu bukan sebuah hambatan untuk berkomunikasi. Selama itu positif untuk keluarga jangan saling melarang,tetapi malah saling mendukung. Kalo perlu terjun bareng dalam satu kegiatan itu.
Dalam mendidik anakpun juga tidak jauh berbeda. Meski porsi akan jauh lebih banyak oleh ibunya. Tetapi pada dasarnya anak adalah tanggung jawb bersama. Apapun anak itu, adalah anak kedua orang tuanya. Jadi yang mendidik anak kedua orang tuanya. Hanya caranya yang perlu disesuaikan dg lingkungan dalam dan luar keluarga tersebut. Tetapi ada konsep yang aku yakini dalam diriku dalam mendidik anak.
Konsep itu "demokrasi bertanggung jawab". Kenapa ini yang teryakini dalam diriku? Kehidupan ini berjalan maju. Dari waktu ke waktu berjalan terus. Begitu juga anak juga berkembang seiring berkembangnya lingkungan anak itu juga jamannya. Tentu orang tua tidak bisa mengikuti seiring anak itu berkembang karena semua punya waktunya sendiri. Apalagi suatu saat anak akan mandiri.
Konsep ini memberikan kebebasan anak memilih jalan dan berkembang bersama lingkungan jaman. Orang tua hanya memberikan saran yang menurut mereka baik, yang kadang kala memang sudah ketinggalan jaman. Tetapi setidaknya orang tua memberikan petunjuk jalan sesuai informasi yang mereka lalui. Anak akan lebih tau dengan perkembangan jaman yang dinamis. Tetapi kebebasan itu menuntut mereka bertanggungjawab terhadap apa yang mereka pilih. Tidak boleh mengeluh apalagi menyalahkan orang lain karena jalan itu telah ia pilih. Begitu juga orang tua, kegagalan anak jangan dianggap sebagai hal buruk, tetapi orang tua ikut mencari jalan keluar yang terbaik. Bukan menyalahkan. Poin pentingnya biarkan anak dominan dalam menyelesaikan masalah mereka.
Dari semua pikiranku diatas dapat disimpulkan, keluarga itu sebuah kesatuan tak terpisahkan. Demokrasi berjalan didalamnya. Masing-masing menjadi penyokong bagi yang lainnya. Tidak ada satupun yang hebat. Tetapi semuanya yang hebat.
KELUARGO TUMOTO, NEGORO PRAKOSO
oke
BalasHapus