Senin, 01 Desember 2008

DESA KEMBANG ADAKAN LOMBA MANCING

Minggu, 30/11saluran air Kenteng mendadak rame oleh para pemancing. Tak ketinggalan tua dan muda ambil bagian dalam kemeriahan lomba mancing ini. Dalam lomba ini disediakan beragam hadiah disediakan oleh pemerintah Desa Kembang, ada televisi, handphone dan banyak lagi yang lainnya. Hal ini diadakan untuk memeriahkan acara hari jadi Desa Kembang.

Beberapa kilo ikan Lele memang sengaja dilepaskan di saluran sungai yang sudah dimodifikasi khusus untuk acara mancing bareng. Meski tak banyak ikan yang terpancing, tetapi acara ini tetap meriah. Salah satunya Kirun dan Iwan S yang memboyong hadiah televisi. Hari itu menjadi keberuntungan mereka mendapatkan hadiah televisi selain juga makan enak dengan ikan pancingan mereka. Dan kemeriahan ini belum selesai karena masih akan ada pagelaran wayang kulit semalam suntuk sebagai puncak acaranya.

JATISARONO ANTRI MINYAK TANAH


Kamis, 27/11 sore itu aku dapat dapat info dari tetangga minyak dipangkalan Jatingarang telah dipasok satu tanki mobil minyak tanah. Tanpa pikir panjang aku bawa semua jerigen minyak untuk aku bawa agar dapat diisi semuanya. Memang hari itu warung keluargaku lagi kehabisan minyak tanah untuk dijual maupun untuk konsumsi sendiri. Sampai di sana ternyata sudah terjadi antrian panjang. Ibu-ibu dari muda sampai tua sudah berdiri berjajar di samping jerigen masing-masing yang sudah dua jam yang lalu menunggu giliran jerigennya diisi. Aku pun menunggu giliran dengan sabar berharap meski lama akan mendapat minyak tanah penuh hari ini.

Setelah beberapa jam lamanya giliranku tiba, ternyata aku hanya mendapat jatah maksimal 4 liter. Yah, daripada gak dapet meski hanya untuk sekedar menghidupkan dapur.


Kelangkaan minyak tanah ini sudah diprediksikan oleh masyarakat karena memang akan ada konversi minyak tanah ke gas. Meski begitu beberapa warga masih mengeluhkan langkanya minyak tanah yang memang mereka masih membutuhkan. Banyak warga mengkhawatirkan mahalnya biaya bila menggunakan kompor gas. Belum lagi keamanan dalam menngunakan kompor gas tersebut. Maklumlah kompor gas masih awam bagi sebagian besar warga di pedesaan.


Semua memang tinggal menunggu waktunya konversi akan sampai di desa jatisarono. Perubahan pasti akan terjadi, tuntutan jaman tidak akan mungkin kita bendung. Hanya pemerintah harus lebih jeli melihat kebutuhan masyarakat bawah yang paling kecil. Bukan hanya mementingkan pemilik modal besar dan mengoorbankan rakyat kecil.

LOMBA ROKET


Minggu, 30/11 minggu yang cerah untuk jalan-jalan. Dari Kulon Progo berjalan menyusuri pinggiran pantai selatan yang merupakan keelokan wilayah pantai yang tak ternilai harganya. Dari Glagah sampai dengan Pandansimo tak henti-hntinya tersaji pemandangan pantai dan bukit pasir yang menawan.

Keindahan ini agaknya menjadi daya tarik sendiri bagi kalangan wisatawan. Mungkin itulah yang menjadi alasan kenapa lomba roket dilaksanakan di Pandansimo. Siang ini sepertinya aku lagi beruntung dapat menyaksikan lomba roket dengan berbagai teknologi yang ditanamkan di dalamnya. Lomba yang diaksanakan oleh LAPAN ini banyak diikuti oleh peserta. Terlihat tua dan muda tampil di arena lomba. Kartiko Nugraha mahasiswa UGM juga terlihat ambil bagian dalam lomba itu. Namun sayang, roketnya tidak jadi diluncurkan karena memang sistem yang ditanamkan yang merupakan poin lomba mengalami kerusakan.

Ini pemandangan baru bagiku, bagaimana aku dapat langsung melihat roket dari bentuk dan peluncurannya. Ternyata semua serba hati-hati. Seperti panitia peluncuran menggunakan helm, seperti yang aku tahu helm itu hanya dipakai oleh pekerja bangunan ternyata itu memang menjadi standar bagi teknisi lapangan dimanapun dia bekerja.

Selasa, 25 November 2008

TAGANA KULONPROGO LATIHAN PENYEGARAN DI PANTAI GLAGAH



Minggu, 23/11/08 Tagana Kulonprogo melakukan latihan penyegaran untuk menjaga ketrampilan dan kewaspadaan akan banyaknya bencana yang setiap saat terjadi. Banyaknya titik rawan bencana yang terjadi di Kulonprogo, menjadikan tagana Kulonprogo ekstra keras dalam melakukan pemantauan. Ditambah medan toprografi yang khas kulonprogo dengan jajaran pegunungan menoreh dan patai selatan yang kesemuanya memiliki tantangan pergerakan tersendiri.

Dalam pelatihan ini sendiri personel Tagana dibagi dalam tiga kategori pelatihan, Recue, Water Rescue, Selter/Tenda. Masing-masing kategori ini dibekali pelatihan yang spesifik untuk meningkatkan keterampilan dalam memberikan bantuan operasional di lapangan. Meskipun kondisi diguyur hujan, pelatihan di lapangan Pandan Wangi ini tidak menyurutkan niat dan semangat meningkatkan keterampilan para anggota Tagana mengikuti pelatihan ini. Latihan ini juga untuk mempersiapkan personel untuk mengikuti jambore Tagana se-Indonesia di Cibubur Jawa Barat Desember nanti.

TAGANA KULONPROGO MOVING, LONGSOR KALINGIWO GIRIMULYO




Sabtu, 22/11/08 Tagana Nanggulan bersama Tagana Girimulyo bergerak menuju dusun Kalingiwo untuk membantu evakuasi korban longsor. Tagana harus melewati jalan setapak yang begitu terjal dengan kemiringan 60 derajat dengan kondisi hujan yang memang waktu itu membuat jalanan menjadi licin. Evakuasi ini menjadi berbahaya dengan kondisi hujan yang masih mengguyur.
Longsor yang terjadi memang luar biasa besar. Tanah dari atas menjadi lumpur dan turun bersama pohon-pohon yang tumbang, berikut juga dengan rumah yang ada di bawahnya ikut terbawa longsoran tanah. Menurut warga memang sebelum terjadi longsoran tanah, hujan turun deras semalaman sehingga air yang ada di atasnya merembes mengakibatkan tanah longsor. Dalam kejadian ini tidak terdapat korban jiwa karena kejadian ini terjadi pukul 06.30 saat penghuni rumah keluar bekerja. Longsor ini mengenai 2 keluarga 5 rumah. Keluarga Karyo Pawiro yang semua rumah ludes terbawa longsor dan keluarga Sarno hanya mengalami rusak berat dibagian samping rumah.
Tagana langsung mendirikan posko sementara di dekat longsoran untuk memberikan kemudahan akses informasi dan bantuan kepada korban longsor sekaligus memantau pergerakan longsor yang masih labil yang kemungkinan bisa menimpa satu rumah di bawahnya.
Seluruh korban berikut satu keluarga yang rumahnya dalam kondisi rawan diungsikan di rumah kerabat korban. Sampai saat ini Tagana masih memantau pergerakan longsor karena hujan masih mengguyur dengan intensitas tinggi.

TAGANA KULONPROGO MOVING, AKSES JALAN KENTENG-GIRIMULYO PUTUS





Sabtu, 22/11/08 jalan Propinsi Girimulyo Kenteng tertutup longsoran tanah. Tagana Nanggulan dengan delapan personel meluncur di titik longsoran tepatnya di dusun Turusan. Di jalan itu banyak pohon tumbang bersamaan dengan tanah yang longsor. Beberapa warga bersama Tagana Nanggulan melakukan pembersihan dan membuka akses jalan agar dapat dilalui kendaran untuk menuju pasar Kenteng yang kebetulan pada hari itu memang sedang ramai.

Tagana hanya bisa membuka akses untuk jalan kendaraan roda dua karena banyaknya longsoran yang menutupi jalan, butuh alat berat untuk membuka akses yang lebih lebar. Dalam kejadian ini tidak terdapat korban jiwa. Hanya satu rumah menjadi rawan longsor dengan longsoran ini.

Wilayah Turusan Pendoworejo memang rawan terjadi longsoran tanah. Wilayah ini tipikal berbukit dengan tebing yang curam. Begitu juga dengan pemukiman yang berdiri di sisi-sisi tebing sehingga sangat berbahaya jika terjadi longsor. Sebenarnya longsor akan minim terjadi jika di sisi tebing dibangun bangket penahan tanah tebing. Ini menjadi pekerjaan bersama bagaimana menanggulangi longsor.

Senin, 15 September 2008

PUTERA MENOREH PERSIAPAN MANUNGGAL

PM persiapan menghadapai kompetisi Manunggal Cup yang rencananya akan digelar di bulan Oktober 2008. Manajemen PM mengeluarkan kebijakan untuk memulai latihan rutin kembali mulai Minggu ke 2 September untuk mempersiapkan kondisi team menghadapai kompetisi Manunggal Cup di bulan Oktober.
Kegiatan rutin ini dimulai lagi hari Senin tanggal 15 September 2008 di lapangan Kentheng Nanggulan. Hal ini untuk memulihkan kembali semua kondisi pemain yang telah diliburkan seusai kompetisi Arum Cup di Kalibawang.

Sabtu, 13 September 2008

JOGJA SEMRAWUT

Jogja semrawut sekarang. Seluruh kendaraan sudah melebihi kapasitas jalan raya di jogja. Buktikan saja saat kita melintasi jala-jalan di Jogja kita akan mendapati banyak kendaraan yang berjalan seenaknya. Hampir-hampir setiap orang hanya memikirkan jalannya sendiri. Ada yang berjalan santai malah kena tabrak dari belakang, sepertinya aturan rambu lalulintas tidak berguna sedikitpun. Setiap pengendara berhak menyalip dari arah manapun, dari kiri kanan pokoke cepat sampai tujuan. Ini harus menjadi perhatian kita untuk selalu waspada di setiap perjalanan. Selalu gunakan helm untuk menjaga keselamatan kita. Jogja kota budaya, selalu budayakan tertib untuk menjaga diri kita dan budaya kita.
Rambu-rambu tidak lagi menjadi aturan berlalu lintas, tetapi merupakan lampu start untuk berlomba sampai di tujuan. Balapan kali ye...
Powered By Blogger