"aH, Itu politik. Aku gak mau ikutan politik. Bikin sakit ati saja!" itu sebagian pandangan negatif jika seseorang berbicara masalah partai atau kampanye. Masyarakat sudah memiliki stigma negatif berkaitan dengan partai dan kampanye. Tak jarang jurkam-jurkam partai menjadi sasaran pengkucilan masyarakat karena mencoba membujuk untuk memenangkan partai yang didukungnya. Betapa tidak, ajang kampanye selalu menyisakan problema di masyarakat dimana masyarakat menjadi terkotak-kotak dengan dalih dukung mendukung. Meski mereka tidak mendapatkan sesuatu secara langsung berkaitan dengan keuntungan materi. Tapi apakah ini tidak bisa berhenti? bisa tetapi butuh waktu lama. Karena luka ini sudah lama oleh rakyat dirasakan. Mereka merasa menjadi objek mencari keuntungan. Hanya waktu kampanye saja semua partai berlomba-lomba merasa dekat dengan rakyat. Tetapi dimana saat para TKW atau Rakyat Papua menderita karena hanya menjadi penonton atas hasil bumi yang mereka miliki dan mereka pijak.
Bumi harus dibalik. Rakyat yang harus menentukan pilihan bukan partai yang memaksa rakyat untuk memilih. Demokrasi perlu terus didengungkan tetapi berpihak pada rakyat, tanpa rakyat kebablasan untuk merayakannya.
KASUTRISNAN
Syukurilah segala nikmat kehidupan yang ada di hadapanmu
Kamis, 10 November 2011
Sabtu, 07 Mei 2011
PERJALANAN DIMULAI
XC ku telah bangun dari tidur selama 1bulan. Perjalanan itu akan berlanjut. Bunnyhop belum sempurna tercipta. Baru 20cm lompatanku tercipta.
50cm targetku untuk bisa melompat.Meski bukan target utama skill tetapi akan membantu untuk manuver downhill yang ekstreem. Perjalanan akan terus berlanjut.
50cm targetku untuk bisa melompat.Meski bukan target utama skill tetapi akan membantu untuk manuver downhill yang ekstreem. Perjalanan akan terus berlanjut.
Selasa, 11 Mei 2010
IMPIAN KELUARGA KU
Tidak ada dalam kamusku kepala keluarga yang hebat. Yang ada hanya "Terlihat Hebat" dimataku. Seorang kepala keluarga yang terlihat hebat karena disampingya ada istri yang terlihat hebat juga. Artinya siapapun yang hebat di sebuah keluarga itu tidak lepas dari orang-orang di dekatnya,seperti seorang kepala keluarga yang terlihat hebat tidak lepas dari peran istrinya yg memberi dukungan demi kemajuan bersama.
Seorang kepala keluarga tentu ada saja kekurangannya. Dan seorang istri begitu juga. Dengan itu semua masing-masing saling menutupi kekurangan tersebut. Kerja sama inilah yang membuat masing-masing menjadi hebat di mata orang lain.
Terus bagaimana menjadi kepala keluarga yang baik? Aturan baku atau profil yang baik terlalu sempurna jauh dari jangkauan untuk kita ikuti. Tetapi yang yang bisa kita capai adalah sesuai kondisi masing-masing keluarga juga pasangannya. Komunikasi antara keduanya tentu hal yang mutlak. Agar keduanya dapat merasakan kebaikan masing-masing pasangan. Kepala keluarga harus membuka diri untuk beskomunikasi dengan anggota lain. Tetapi ini juga harus di dukung anggota yang lainya untuk menahan ego masing-masing.
Seperti contoh: tentu seorang istri maupun suami memiliki kegiatan di luar keluarga. Tentu hal itu bukan sebuah hambatan untuk berkomunikasi. Selama itu positif untuk keluarga jangan saling melarang,tetapi malah saling mendukung. Kalo perlu terjun bareng dalam satu kegiatan itu.
Dalam mendidik anakpun juga tidak jauh berbeda. Meski porsi akan jauh lebih banyak oleh ibunya. Tetapi pada dasarnya anak adalah tanggung jawb bersama. Apapun anak itu, adalah anak kedua orang tuanya. Jadi yang mendidik anak kedua orang tuanya. Hanya caranya yang perlu disesuaikan dg lingkungan dalam dan luar keluarga tersebut. Tetapi ada konsep yang aku yakini dalam diriku dalam mendidik anak.
Konsep itu "demokrasi bertanggung jawab". Kenapa ini yang teryakini dalam diriku? Kehidupan ini berjalan maju. Dari waktu ke waktu berjalan terus. Begitu juga anak juga berkembang seiring berkembangnya lingkungan anak itu juga jamannya. Tentu orang tua tidak bisa mengikuti seiring anak itu berkembang karena semua punya waktunya sendiri. Apalagi suatu saat anak akan mandiri.
Konsep ini memberikan kebebasan anak memilih jalan dan berkembang bersama lingkungan jaman. Orang tua hanya memberikan saran yang menurut mereka baik, yang kadang kala memang sudah ketinggalan jaman. Tetapi setidaknya orang tua memberikan petunjuk jalan sesuai informasi yang mereka lalui. Anak akan lebih tau dengan perkembangan jaman yang dinamis. Tetapi kebebasan itu menuntut mereka bertanggungjawab terhadap apa yang mereka pilih. Tidak boleh mengeluh apalagi menyalahkan orang lain karena jalan itu telah ia pilih. Begitu juga orang tua, kegagalan anak jangan dianggap sebagai hal buruk, tetapi orang tua ikut mencari jalan keluar yang terbaik. Bukan menyalahkan. Poin pentingnya biarkan anak dominan dalam menyelesaikan masalah mereka.
Dari semua pikiranku diatas dapat disimpulkan, keluarga itu sebuah kesatuan tak terpisahkan. Demokrasi berjalan didalamnya. Masing-masing menjadi penyokong bagi yang lainnya. Tidak ada satupun yang hebat. Tetapi semuanya yang hebat.
KELUARGO TUMOTO, NEGORO PRAKOSO
Seorang kepala keluarga tentu ada saja kekurangannya. Dan seorang istri begitu juga. Dengan itu semua masing-masing saling menutupi kekurangan tersebut. Kerja sama inilah yang membuat masing-masing menjadi hebat di mata orang lain.
Terus bagaimana menjadi kepala keluarga yang baik? Aturan baku atau profil yang baik terlalu sempurna jauh dari jangkauan untuk kita ikuti. Tetapi yang yang bisa kita capai adalah sesuai kondisi masing-masing keluarga juga pasangannya. Komunikasi antara keduanya tentu hal yang mutlak. Agar keduanya dapat merasakan kebaikan masing-masing pasangan. Kepala keluarga harus membuka diri untuk beskomunikasi dengan anggota lain. Tetapi ini juga harus di dukung anggota yang lainya untuk menahan ego masing-masing.
Seperti contoh: tentu seorang istri maupun suami memiliki kegiatan di luar keluarga. Tentu hal itu bukan sebuah hambatan untuk berkomunikasi. Selama itu positif untuk keluarga jangan saling melarang,tetapi malah saling mendukung. Kalo perlu terjun bareng dalam satu kegiatan itu.
Dalam mendidik anakpun juga tidak jauh berbeda. Meski porsi akan jauh lebih banyak oleh ibunya. Tetapi pada dasarnya anak adalah tanggung jawb bersama. Apapun anak itu, adalah anak kedua orang tuanya. Jadi yang mendidik anak kedua orang tuanya. Hanya caranya yang perlu disesuaikan dg lingkungan dalam dan luar keluarga tersebut. Tetapi ada konsep yang aku yakini dalam diriku dalam mendidik anak.
Konsep itu "demokrasi bertanggung jawab". Kenapa ini yang teryakini dalam diriku? Kehidupan ini berjalan maju. Dari waktu ke waktu berjalan terus. Begitu juga anak juga berkembang seiring berkembangnya lingkungan anak itu juga jamannya. Tentu orang tua tidak bisa mengikuti seiring anak itu berkembang karena semua punya waktunya sendiri. Apalagi suatu saat anak akan mandiri.
Konsep ini memberikan kebebasan anak memilih jalan dan berkembang bersama lingkungan jaman. Orang tua hanya memberikan saran yang menurut mereka baik, yang kadang kala memang sudah ketinggalan jaman. Tetapi setidaknya orang tua memberikan petunjuk jalan sesuai informasi yang mereka lalui. Anak akan lebih tau dengan perkembangan jaman yang dinamis. Tetapi kebebasan itu menuntut mereka bertanggungjawab terhadap apa yang mereka pilih. Tidak boleh mengeluh apalagi menyalahkan orang lain karena jalan itu telah ia pilih. Begitu juga orang tua, kegagalan anak jangan dianggap sebagai hal buruk, tetapi orang tua ikut mencari jalan keluar yang terbaik. Bukan menyalahkan. Poin pentingnya biarkan anak dominan dalam menyelesaikan masalah mereka.
Dari semua pikiranku diatas dapat disimpulkan, keluarga itu sebuah kesatuan tak terpisahkan. Demokrasi berjalan didalamnya. Masing-masing menjadi penyokong bagi yang lainnya. Tidak ada satupun yang hebat. Tetapi semuanya yang hebat.
KELUARGO TUMOTO, NEGORO PRAKOSO
Sabtu, 10 April 2010
KARTINI 2010
Kartini era sekarang dari era milenium menjadi Kartini era digital. Dimana di dunia maya perbedaan gender nyaris tak terlihat. Semua tersistem sama dalam penggunaan fitur-fitur dunia maya.
Gambar-gambar di dunia mayapun tidak melulu kaum wanita, pria juga tersedia dengan beragam versi. Digital telah mengubah segalanya. Yang dulunya mengurus dapur para ibu-ibu harus di dapur,sekarang lewat jarak jauh pun bisa. Dulu kartini belanja harus berjalan puluhan meter, sekarang lwat dunia maya langsung paket pesan antar.
Kemudahan-kemudahan ini mejadikan segala batas sudah tidak terlihat lagi. Hanya saja apakah ini akan menjadi boom waktu? Dengan kemudahan ini seakan termanjakan yang nantinya ditakutkan mematikan inisiatif wanita dalam berkembang. Pola pikir materialis menjadi semakin kental hanya untuk dapat menikmati kemudahan di era yang serba digital ini. Kemudian dimana nantinya rasa sosial akan di tempatkan? Apakah harus buat akun facebook? Tanpa ada tatap muka mereka bersosialisasi.
Jaman semakin menakutkan, begitu juga jumlah perempuan yang semakin bejibun. Nilai-nilai sosial akan hilan, perempuanlah yang memiliki peran tinggi dalam menjaga nilai-nilai sosial ini. Karena generasi masa depan tergantung dari kualitas induknya yang membimbing.
Gambar-gambar di dunia mayapun tidak melulu kaum wanita, pria juga tersedia dengan beragam versi. Digital telah mengubah segalanya. Yang dulunya mengurus dapur para ibu-ibu harus di dapur,sekarang lewat jarak jauh pun bisa. Dulu kartini belanja harus berjalan puluhan meter, sekarang lwat dunia maya langsung paket pesan antar.
Kemudahan-kemudahan ini mejadikan segala batas sudah tidak terlihat lagi. Hanya saja apakah ini akan menjadi boom waktu? Dengan kemudahan ini seakan termanjakan yang nantinya ditakutkan mematikan inisiatif wanita dalam berkembang. Pola pikir materialis menjadi semakin kental hanya untuk dapat menikmati kemudahan di era yang serba digital ini. Kemudian dimana nantinya rasa sosial akan di tempatkan? Apakah harus buat akun facebook? Tanpa ada tatap muka mereka bersosialisasi.
Jaman semakin menakutkan, begitu juga jumlah perempuan yang semakin bejibun. Nilai-nilai sosial akan hilan, perempuanlah yang memiliki peran tinggi dalam menjaga nilai-nilai sosial ini. Karena generasi masa depan tergantung dari kualitas induknya yang membimbing.
Minggu, 28 Maret 2010
TAGANA EKS TUTI UTARA KUMPUL DI ANCOL
Dalam rangka meningkatkan kesiap siagaan para anggota tagana dalam menghadapi bencana yang terjadi di Kulon Progo, hari minggu,28/3 diadakan pembinaan sekaligus refresh tentang keposkoan. Berbagai bencana yang menghadang di musim ini menuntut perhatian ekstra dari seluruh komponen masyarakat khususnya tagana.
Dalam acara ini dihadiri oleh bpk. Untung dari Dinas Sosial Kab. Kulon Progo, Koordinator TAGANA Propinsi DIY, Koordinator TAGANA Kulon Progo, 4 camat Kecamatan di tuti utara, 4 Kepala Desa se Kalibawang, Dukuh Panthok Wetan dan 48 anggota TAGANA dari 4 Kec. Tuti Utara Kulon Progo.
Dari kegiatan ini dihasilkan bahwa bagaimanapun ilmu yang didapat harul lebih diterapkan dan selalu aktif di masyarakat karena setiap medan membutuhkan skill khusus bukan hanya pengetahuan saja. Begitu juga untuk lebih mengintensifkan komunikasi TAGANA dengan kecamatan masing-masing.
Dalam acara ini dihadiri oleh bpk. Untung dari Dinas Sosial Kab. Kulon Progo, Koordinator TAGANA Propinsi DIY, Koordinator TAGANA Kulon Progo, 4 camat Kecamatan di tuti utara, 4 Kepala Desa se Kalibawang, Dukuh Panthok Wetan dan 48 anggota TAGANA dari 4 Kec. Tuti Utara Kulon Progo.
Dari kegiatan ini dihasilkan bahwa bagaimanapun ilmu yang didapat harul lebih diterapkan dan selalu aktif di masyarakat karena setiap medan membutuhkan skill khusus bukan hanya pengetahuan saja. Begitu juga untuk lebih mengintensifkan komunikasi TAGANA dengan kecamatan masing-masing.
Senin, 22 Maret 2010
PENDIDIKAN ERA DIGITAL
Modernisasi yang terbesit di benak kita adalah segala sesuatunya serba canggih dan mudah. Orang tinggal pencet sana pencet sini semua langsung ada. Bahkan tidur pun masih bisa dapat kemudahan dan kenyamanan.
Bagaimana dengan pendidikan kita?Semua sedang dalam prosesnya.Sarana dan prasarana sedang menuju ke jalan pendidikan yang modern. Itu kalo di kota,bagaimana yang di pinggiran dan pedesan?Mungkin masih lama untuk mendapatkn imbas modernisasi yang digembar-gemborkan memberikan kemudahan. Bagaimana tidak,sarana dan prasarana belum menyentuh daerah itu. Meskipun sudah menyentuh,sumber daya yang kurang yang mengakibatkan tidak maksimalnya pemanfatanya.
Belum lagi penyimpangan yang terjadi sebagai imbas akses yang mudah. Pendidikan yang tidak terkontrol menjadikan nilai-nilai sosial yang merupakan ciri khas daerah mejadi luntur dan lebih parahnya hilang tak berbekas. Gotong royong yang 20tahun lalu kita rasakan sekarang entah kemana.30 tahun lagi siapa yang tau.
Ini transisi,tapi dimana akhir tujuan itu? Pendidikan semakin kabur arahnya. Memcetak anak pintar ato mencetak buruh yang akan digunakan pemerintah ataupun swasta?Dimana moral yang terbentuk dari pendidikan itu?Banyak perkelahian terjadi antar anak sekolah. Tidak kota tidak desa semua sama saja. Akses informasi menjadi kambing hitamnya. Bijak bagi kita untuk mengakui bahwa pendidikan kita masih jauh dari kata sempurna.
Yang tua akan mati dan yang muda akan menggantikanya. Sudah menjadi kewajiban kita regenerasi untuk terus berjalan sesuai prosesnya.
Bagaimana dengan pendidikan kita?Semua sedang dalam prosesnya.Sarana dan prasarana sedang menuju ke jalan pendidikan yang modern. Itu kalo di kota,bagaimana yang di pinggiran dan pedesan?Mungkin masih lama untuk mendapatkn imbas modernisasi yang digembar-gemborkan memberikan kemudahan. Bagaimana tidak,sarana dan prasarana belum menyentuh daerah itu. Meskipun sudah menyentuh,sumber daya yang kurang yang mengakibatkan tidak maksimalnya pemanfatanya.
Belum lagi penyimpangan yang terjadi sebagai imbas akses yang mudah. Pendidikan yang tidak terkontrol menjadikan nilai-nilai sosial yang merupakan ciri khas daerah mejadi luntur dan lebih parahnya hilang tak berbekas. Gotong royong yang 20tahun lalu kita rasakan sekarang entah kemana.30 tahun lagi siapa yang tau.
Ini transisi,tapi dimana akhir tujuan itu? Pendidikan semakin kabur arahnya. Memcetak anak pintar ato mencetak buruh yang akan digunakan pemerintah ataupun swasta?Dimana moral yang terbentuk dari pendidikan itu?Banyak perkelahian terjadi antar anak sekolah. Tidak kota tidak desa semua sama saja. Akses informasi menjadi kambing hitamnya. Bijak bagi kita untuk mengakui bahwa pendidikan kita masih jauh dari kata sempurna.
Yang tua akan mati dan yang muda akan menggantikanya. Sudah menjadi kewajiban kita regenerasi untuk terus berjalan sesuai prosesnya.
Minggu, 21 Maret 2010
BENCANAKU ULAHKU
Kehidupan manusia sudah semakin tua. Tingkah polah manusia semakin bermacam2 pola. Dari ABG Hingga tua-tua bergaya untuk dianggap modern meski memaksakan diri. Pola sosial inilah yang merubah semua sendi-sendi kehidupan. Teknologi menjadi sebuah keharusan untuk hidup modern. Itulah kehidupan yang sudah lapuk ini.
Alampun begitu juga. Pemanasan global yang selama ini di gembar-gemborkan telah banyak terbukti. Yang paling dekat dan mudah kita identifikasi seperti tanah longsor di Kulon Progo. Kulon Progo memiliki wilayah yang berbukit2,tentu longsor yang akan banyak sering mengancam. Terbukti bulan Maret sudah terjadi 100 titik longsor di pegunungan menoreh,itupun data sementara dari TAGANA yang terjun langsung menangani bencana.
Sikap ulah manusia harus dirubah untuk kebaikan manusia itu sendiri. Karena kalo tidak, 20 tahun lagi qt bisa tidak menemukan hutan di Kulon Progo atau bahkan gunung sekalian karena longsor akibar ulah manusia itu sendiri. Perubahan pola hidup manusia dengan alam sudah menjadi keharusan demi masa depan kehidupan yang lebih baik dan seimbang.
Alampun begitu juga. Pemanasan global yang selama ini di gembar-gemborkan telah banyak terbukti. Yang paling dekat dan mudah kita identifikasi seperti tanah longsor di Kulon Progo. Kulon Progo memiliki wilayah yang berbukit2,tentu longsor yang akan banyak sering mengancam. Terbukti bulan Maret sudah terjadi 100 titik longsor di pegunungan menoreh,itupun data sementara dari TAGANA yang terjun langsung menangani bencana.
Sikap ulah manusia harus dirubah untuk kebaikan manusia itu sendiri. Karena kalo tidak, 20 tahun lagi qt bisa tidak menemukan hutan di Kulon Progo atau bahkan gunung sekalian karena longsor akibar ulah manusia itu sendiri. Perubahan pola hidup manusia dengan alam sudah menjadi keharusan demi masa depan kehidupan yang lebih baik dan seimbang.
Langganan:
Postingan (Atom)